Suka Duka Porter di Pelabuhan Bakauheni Bertahan Kala Pandemi
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Aksi meloncat dari beton penyangga vender naik ke reling atau pagar kapal dilakukan sejumlah penyedia jasa angkut atau porter menantang maut jadi pemandangan biasa saat libur panjang.
Hendrik, salah satu porter menyebut aksi meloncat ke kapal bertujuan agar bisa mencari penumpang yang akan memakai jasanya. Sesampainya di atas KMP Caitlyn ia akan menawarkan jasa kepada penumpang yang membawa barang bawaan.
Sasarannya penumpang asal Pulau Jawa dengan barang bawaan yang berat. Bagi sebagian penumpang wanita membawa barang bawaan berat cukup merepotkan. Kesepakatan antara porter dan penumpang menentukan harga yang telah disepakati.
Setiap penumpang yang membawa barang sebutnya akan memberi upah mulai Rp15.000 hingga Rp20.000. Dermaga satu, dua dan tiga yang menjadi tempat penumpang pejalan kaki yang kerap membawa barang. Dalam suasana pandemi Covid-19 jumlah penumpang yang berkurang tak menghalangi niatnya mencari berkah. Ia tetap bisa membawa pulang penghasilan maksimal 100 ribu per hari.
“Penghasilan saat masa pandemi Covid-19 menurun karena jumlah penumpang yang akan bepergian menurun imbas adanya pembatasan bepergian keluar wilayah dengan kewajiban memakai rapid test, bagi penyedia jasa angkut barang seperti kami ikut alami penurunan hasil,” terang Hendrik saat ditemui Cendana News, Selasa (29/12/2020).
Hendrik bilang persaingan antara porter satu dengan yang lain membuat penghasilan ikut menurun. Sebagai cara membagi pendapatan sejumlah porter memilih area bekerja. Saat kapal sandar di dermaga satu, dua dan tiga rata lima hingga enam porter menunggu. Sebagian memilih menunggu di area terminal untuk mengangkut barang dari penumpang. Ia bekerja sejak pagi hingga sore dan akan diganti porter lain.