Sistem Kesehatan Buruk, Indonesia tak Bisa Tangani Pandemi

Editor: Koko Triarko

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, Prof. Akmal Taher, dalam salah satu acara online tentang kesehatan. –Dok: CDN

JAKARTA – Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, Prof. Akmal Taher, menyebutkan keberhasilan suatu negara dalam menghadapi pandemi bisa dilihat dari kesiapan dan performance layanan kesehatannya.

“Indonesia mencatatkan jumlah kematian terbesar pada kasus positif adalah orang-orang dengan penyakit komorbid. Artinya, ada yang salah dengan sistem kesehatan di Indonesia,” kata Prof. Akmal saat dihubungi, Jumat (25/12/2020).

Prof. Akmal memaparkan, hingga 24 Desember 2020 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 692.838, meningkat 7.199 dari hari sebelumnya. Dan, yang meninggal adalah 20.589 orang.

“Jika dibandingkan dengan Thailand yang hanya mencatatkan jumlah kasus positif sekitar 4.000 orang dan yang meninggal 60 orang, atau jika dibandingkan dengan Vietnam yang mencatatkan jumlah kasus di bawah 5.000, terlihat Indonesia tidak bisa menangani pandemi karena sistem pelayanan kesehatannya yang tidak baik,” katanya.

Menurut Prof. Akmal, sistem kesehatan Indonesia terbukti tidak bisa mengubah mindset masyarakat untuk bergaya hidup sehat. Ini terlihat dari data Riskesdas 2013 ke data Riskesdas 2018, terlihat jumlah-jumlah penyakit ini mengalami kenaikan.

“Artinya kita tidak berhasil menurunkan, apalagi mencegah. Bahkan mengubah perilaku hidup menjadi lebih sehat juga tidak berhasil kita lakukan. Semua wilayah Indonesia mencatatkan kurangnya asupan buah dan sayur, kurangnya aktivitas fisik hingga 93 persen,”urainya.

Prof. Akmal menyebutkan, dengan atau tanpa pandemi, sistem kesehatan Indonesia memang tidak bisa mengajak masyarakat untuk memiliki gaya hidup sehat. Baik pelayanan kesehatan primer, yang dalam hal ini adalah puskesmas maupun pelayanan kesehatan sekunder, yaitu rumah sakit.

Lihat juga...