SDM dan Infrastruktur Pariwisata di Flores Perlu Dibenahi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Ignas mencontohkan saat musim banyaknya wisatawan setiap bulan Juli sampai Agustus, guide atau pemandu wisata  sering kurang sehingga banyak wisatawan asing yang tidak didampingi pemandu wisata.

Selain itu tambahnya, infrastruktur seperti jalan dan sarana telekomunikasi juga banyak yang perlu dibenahi. Sementara terkait penginapan seperti hotel, homestay, cottage dan lainnya memang ada penambahan jumlah.

“Banyak fasilitas pariwisata yang juga harus dibenahi selain soal SDM dan infrastruktur tersebut. Kita perlu mulai melakukan pembenahan dari sekarang agar siap saat terjadi peningkatan kunjungan wisatawan ke Flores dan NTT pada umumnya,” pesannya.

Ignas menyebutkan, wisatawan asing saat ini sudah beda cara untuk berlibur. Banyak anak muda di Eropa  vegetarian sehingga diperlukan rumah makan yang menyajikan masakan bagi para vegetarian.

Ia menambahkan, gaya traveling juga beda, misalnya mereka ingin tinggal di rumah masyarakat. Sebab apabila masyarakat ingin dibantu, maka mereka juga akan membantu.

“Ini tren pariwisata ke depan sehingga pengembangan pariwisata juga harus memperhatikan perubahan perilaku dan gaya hidup. Pariwisata back to nature atau eco tourism yang sedang disukai saat ini,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTT, Agustinus Manua Bataona, menyebutkan, di NTT sendiri terdapat 511 orang anggota HPI selaku pemandu wisata yang berlisensi.

Agus sapaannya, membenarkan masih minimnya guide yang dimiliki termasuk penguasaan bahasa asing oleh para pramuwisata. Pihaknya pun selalu memberikan pelatihan guna peningkatan kapasitas dan kualitas anggotanya.

Lihat juga...