SEMARANG – Kebutuhan daging sapi di Kota Semarang cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Pertanian Kota Semarang, per hari mencapai 10 ton. Namun, angka tersebut belum mampu dipenuhi oleh peternak dari Kota Semarang.
“Kebutuhan daging sapi warga Semarang, mencapai 10 hingga 11 ton per hari, saat sebelum pandemi Covid-19. Dari angka tersebut, baru mampu dipenuhi sekitar 4-5 ton oleh Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Pengaron. Sisanya harus mendatangkan suplai daging dari luar Kota Semarang. Di antaranya, dari Kabupaten Boyolali dan Klaten,” papar Kepala Dispertan Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, saat dihubungi di Semarang, Senin (28/12/2020).

Dipaparkan, saat ini jumlah peternak sapi potong di Kota Semarang, memang relatif masih sedikit, sehingga untuk memenuhi kebutuhan daging, harus didatangkan dari luar kota.
“Untuk itu, kita terus dorong agar jumlah peternak sapi potong, bisa bertambah. Saat ini, dari segi jumlah ada sekitar 6.000 ekor sapi yang diternakkan, angka tersebut sekitar 4 ribu untuk sapi potong dan sisanya sapi perah,” lanjutnya.
Salah satu upaya dalam mendorong peternakan sapi potong tersebut, pihaknya sudah memperkenalkan program sapi gaduhan kepada masyarakat.
“Sistem sapi gaduhan atau bagi hasil ini, menjadi salah satu terobosan yang kita lakukan dalam meningkatkan jumlah sapi potong atau pun peternak di Kota Semarang,” terangnya.
Dalam pemenuhan program tersebut, kelompok peternak bisa mengajukan proposal kepada Dispertan Kota Semarang. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang No 69/2017 tentang pedoman penyebaran dan pengembangan ternak gaduhan.