Sambut Pergantian Tahun, Penjual Arang di Bekasi Sepi Pembeli
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Untuk tempat pembakaran biasa ada yang Rp20-35 ribu. Tapi ukurannya kecil. Yang mahal itu karena ukuran agak panjang dan dilengkapi kaki seperti tempat pembakaran tulang sate,” paparnya.
Dia mengaitkan sepinya pembeli arang dan tempat pembakaran menjelang pergantian tahun ini, karena suasana pandemi. Hal lainnya kemungkinan karena adanya larangan berkumpul baik dari Gubernur Jawa Barat atau pun pemerintah daerah kabupaten/kota yang tegas melarang adanya keramaian di malam pergantian tahun.
Suasana sepinya permintaan arang menjelang malam pergantian tahun juga diakui Suti, pedagang di pasar tradisional Kecapi, Jatiwarna Pondok Melati, Kota Bekasi.

Suti mengaku, sudah beberapa hari menggelar arang dilengkapi dengan tempat pembakaran di sela-sela dagangan kelontongnya tapi belum ada yang membeli.
Suti mengaku, menjual arang Rp5000 untuk satu kantong kresek. Sementara harga pembakaran Rp35 ribu dengan ukuran sedang. Terlihat tumpukan arang miliknya memang masih menggunung.
“Sudah dua hari memajang arang dan tempat pembakaran, belum ada yang nawar. Apalagi membeli, tahun ini sepi, mungkin banyak warga tidak melakukan bakar-bakar, di malam pergantian tahun nanti,” ujarnya.