Limbah Ban Bekas Miliki Fungsi Ekonomis dan Ekologis
Editor: Makmun Hidayat
Penggunaan limbah ban bekas untuk membantu penyelamatan lingkungan pesisir telah lama dilakukan. Membeli ban bekas motor seharga Rp3.000 dan ban bekas mobil Rp8.000 ia bisa melakukan penggantian tanggul rusak secara swadaya. Menunggu proses pembangunan tanggul pemecah ombak dari pemerintah sebutnya butuh waktu lama dan birokrasi yang berbelit.
“Lebih baik kami memanfaatkan limbah ban bekas untuk memperkuat konstruksi tanggul pantai cegah abrasi,” cetusnya.
Selain digunakan untuk tanggul penangkis abrasi, sebagian ban dipakai untuk media budidaya kerang hijau dan rumput laut. Sugeng memastikan pemakaian limbah ban bekas motor dan mobil memiliki nilai ekonomis. Bermodalkan limbah ban bekas nelayan bisa mendapat keuntungan memanen rumput laut dan kerang hijau.
Amran Hadi, pembudidaya kerang hijau menyebut memanfaatkan ribuan ban bekas motor. Efisiensi pemakaian ban, setiap ban bekas dibelah menjadi dua bagian. Ban bekas motor memiliki cekungan tempat hidup kerang hijau yang bisa dipanen setiap enam bulan hingga delapan bulan. Ban yang dipasang pada tonggak kayu, bambu sekaligus menjadi peredam terjangan ombak.
“Kami buat tonggak yang diberi ban bekas searah dengan terjangan ombak,imbasnya bisa memecah ombak sebelum tiba di pantai,” terang Amran Hadi.
Fungsi ban bekas sebagai media budidaya kerang hijau dan rumput laut beri hasil berkelanjutan bagi nelayan. Budidaya secara terjadwal memungkinkan nelayan bisa melakukan pemanenan kerang hijau setiap hari. Sebab kerang hijau bisa tumbuh secara bertahap dengan ukuran tidak seragam. Kerang hijau yang besar bisa dipanen dan ukuran kecil bisa dipertahankan.