Kisah Joko Purnomo Penerima Beasiswa Supersemar Bertemu Presiden Soeharto
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Joko Purnomo, alumni Fakultas Sastra dan Bahasa Indonesia, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta, adalah salah satu penerima beasiswa Supersemar di kampusnya yang berhasil bertemu dengan Presiden Soeharto.
Joko menerima beasiswa Supersemar pada semester tiga hingga lulus kuliah pada 1987. Setiap bulan, dia mendapatkan beasiswa sebesar Rp 30.000.
“Saya dapat beasiswa Supersemar dari semester 3 sampai semester 6. Saat semester 5-6, ada kenaikan jadi Rp 40.000 per bulan, dari awalnya terima Rp 30.000 per bulan,” ujar Joko kepada Cendana News saat dihubungi, Kamis (31/12/2020).
Beasiswa tersebut diakui Joko, sangat membantu dirinya saat kuliah. Saat lulus SMA tahun 1983 di Magetan, Jawa Timur, Joko mendaftar di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, tapi tidak diterima.
Dia tetap bertekad ingin kuliah, namun orang tuanya terkendala biaya jika harus kuliah di universitas swasta. Akhirnya, Joko merantau ke Jakarta tinggal bersama saudaranya.
Di ibu kota, Joko menyibukkan diri dengan mengojek di kawasan industri di Pulogadung, Jakarta Timur. Hasil ngojeknya dipakai untuk membiayai hidupnya di Jakarta.
“Bapak saya punya motor butut, saya bawa saja dari Magetan ke Jakarta untuk ngojek, cari rejeki,” ujar Joko.
Saat perdaftaran kuliah dibuka, Joko mencoba daftar di IKIP Jakarta ambil jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia. “Alhamdulillah saya diterima, bisa kuliah,” ujarnya.
Saat kuliah itu, dirinya tetap mengojek untuk membiayai kuliahnya. Hingga keberuntungan datang pada semester tiga dia menerima beasiswa dari Yayasan Supersemar yang didirikan oleh Presiden Kedua RI, Jenderal Besar H.M. Soeharto.