Jasa Kurir Paketan Travel Tetap Bertahan di Tengah Pandemi

Editor: Makmun Hidayat

SEMARANG — Sembari mengayuh becak yang sudah usang, Haryanto, menyusuri jalanan di kawasan Pecinan Semarang, yang selama ini dikenal sebagai salah satu sentra bisnis di kota Lumpia tersebut.

Becak miliknya tersebut tidak mengangkut penumpang manusia, namun sejumlah paket barang. Sesekali dirinya harus turun dan kemudian mendorong becak, untuk melewati jalanan yang macet.

Ya, pria paruh baya tersebut tidak berprofesi sebagai tukang becak pada umumnya, namun menjadi ‘kurir’ pengantar barang paketan dari usaha jasa travel, yang ada di sekitar kawasan Pecinan.

“Jadi banyak toko di Pecinan ini, yang kalau terima kiriman barang tidak lewat jasa pengiriman, tapi lewat travel, karena dinilai lebih cepat dan murah. Kiriman ini dari berbagai kota, Jakarta, Solo, Surabaya dan lainnya,” papar Haryanto, mengawali cerita saat ditemui di sela mengantarkan paket di kawasan Pecinan Semarang, Selasa (29/12/2020).

Paket-paket yang dibawa armada travel tersebut, saat sampai di pool travel, selanjutnya dikirim ke masing-masing alamat. Peluang ini yang kemudian diambil olehnya.

“Saya tawarkan jasa untuk mengantarkan paket-paket tersebut, ke masing-masing alamat atau tujuan yang ada di kawasan Pecinan ini. Tarifnya, sekali angkut atau satu rit mengantar biayanya Rp 10 ribu. Jadi mau sedikit atau banyak barang dan alamat tujuan, pokoknya sekali jalan Rp 10 ribu, yang bayar dari pihak travel,” terangnya.

Diterangkan dalam sehari, rata-rata dirinya bisa mengantarkan barang hingga 10 rit, sehingga memperoleh pendapatan Rp 100 ribu. “Cukup banyak, dibanding harus narik penumpang becak. Hasilnya sama saja, bahkan sekarang narik penumpang sepi,” tambahnya.

Lihat juga...