Indonesia Butuh Rp3.461 T untuk Turunkan Emisi di 2030
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Indonesia masih bertekad mampu mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 29 persen pada 2030. Selain merupakan tantangan yang tidak mudah, agenda tersebut juga diprediksi membutuhkan biaya yang sangat besar.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman mengungkapkan, bahwa berdasarkan estimasi terbaru yang disajikan dalam laporan Second Millennial Update Report, dibutuhkan sekitar Rp3.461 triliun atau sekitar US$247 miliar untuk memenuhi pengurangan emisi di Indonesia.
“Pemerintah sejauh ini sudah membiayai perubahan iklim hingga Rp370 triliun atau sekitar US$26 miliar pada periode 2016-2019 untuk mencapai target Nationally Determined Contributions (NDCs) yang diharapkan,” ujar Luky dalam sebuah diskusi bertajuk Keuangan Berkelanjutan, Jalur Baru Menuju Pertumbuhan, Rabu (2/11/2020) secara virtual.
Pemerintah, kata Luky telah mencoba mengitegrasikan keuangan berkelanjutan dalam kebijakan, strategi, dan program pembangunan. Ditambahkan, investasi dan pembiayaan untuk perubahan iklim yang cukup mahal tersebut.
“Seiring dengan berkembangnya obligasi berkelanjutan di pasar global dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Keuangan melihat peluang yang besar untuk terus mengembangkan pembiayaan proyek berbasis keuangan berkelanjutan, pengembangan obligasi berkelanjutan dan kerangka kerja utama, menguji pelaksanaan proyek sesuai kriteria kelayakan serta mekanisme pelaporan obligasi berkelanjutan,” jelas Luky.
Selain itu, pemerintah juga tengah bersiap untuk menghadapi tantangan yang harus dilewati untuk dapat berhasil mencapai tujuan pengurangan emisi. Salah satunya, pemerintah harus berpacu dengan momentum pasar yang tepat ditengah timeline penyusunan framework dan report yang terbatas.