Budi Daya Cacing Alternatif Tambahan Penghasilan Masyarakat Desa Pinggirsari
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
BANDUNG – Selain bertani sawah dan kebun, kini sejumlah masyarakat Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, mulai menggeluti aktivitas budi daya cacing tanah atau Lumbricus.
Yayan, salah seorang pembudi daya mengatakan, bahwa budi daya cacing mampu memberikan pemasukan tambahan bagi keluarganya, di samping penghasilan dari tani.
“Cacing ini kan bisa dipanen minimal dua kali sebulan. Lumayan sambil bertani, ada penghasilan lain dari ternak cacing,” kata Yayan kepada Cendana News, Senin (28/12/2020) di kediamannya, di Desa Pinggirsari, Kabupaten Bandung.
Yayan menyebut, harga cacing berkisar di harga Rp19.000 sampai Rp21.000 per kilogram. Biasanya pengepul yang membeli hasil panen cacing masyarakat datang sepekan sekali.

Aktivitas budi daya cacing tanah sendiri sudah dilakukan Yayan sejak setahun lalu. Saat itu, kata dia, pemerintah daerah setempat datang menawarkan bibit cacing serta modal awal kepada masyarakat yang ingin melakukan budi daya.
“Jadi masyarakat yang mau budi daya tinggal menyiapkan saja lahan atau media budi dayanya. Sisanya dibantu pemerintah,” tandas Yayan.
Menurut Yayan, program budi daya cacing tidak semata untuk memberikan penghasilan kepada masyarakat, tapi juga bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pasalnya, warga setempat kerap membuang kotoran sapi ke sungai.
“Sekarang setelah ada ternak cacing, nggak ada lagi yang buang tai sapi ke kali, karena bermanfaat untuk makanan cacing. Kali juga jadi lebih bersih dan lebih baik digunakan untuk sawah dan kebun,” tukas Yayan.