Tantangan Teknologi Nuklir di Dunia Industri
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Sementara sumber terbuka dapat dimanfaatkan sebagai radiography, TLA, Level Density Thickness Gauging, Logging pada industri pertambangan, Gamma-Ray Scanning dan Gamma Ray Tomography.
“Misalnya, sebagai contoh, Gamma Scanning yang saya sebutkan tadi,yang digunakan untuk mengetahui kondisi material di dalam kilang industri, terutama unit distilasi dan fraksinasi,” ujar Kristedjo.
Sumber yang dipergunakan adalah Sinar Gamma Cobalt-60 atau Cesium-137 dengan detektor sintilasi.
“Untuk mendapatkan data scanning, detektor dan sumber dipasang sama tinggi pada dinding kolom dan saling berhadapan. Detektor dan sumber ini kemudian dinaik turunkan bersama secara manual atau bisa juga otomatis,” urainya.
Dengan menggunakan metode ini, ia menyatakan, pekerja akan dapat menganalisa rusak atau runtuhnya suatu tray, penyumbatan pada down comer, banjir fluida pada tray, level fluida dan ketidakmerataan distribusi katalis pada packed-bed tanpa perlu menghentikan proses produksi.
“Tapi, walaupun memiliki banyak keuntungan, perlu diketahui juga bahwa pengaplikasian teknologi nuklir pada industri ini juga memiliki kendala. Misalnya, peraturan dan perizinan terkait keselamatan dan keamanan sumber meningkatkan kecenderungan pengguna beralih ke teknologi selain nuklir,” kata Kristedjo.
Faktor keusangan teknologi nuklir dan masih banyaknya alat yang masih impor di Indonesia juga mendorong para pengguna untuk beralih ke teknologi lain.
“Masalah lainnya juga adalah masih minimnya lembaga sertifikasi produk dan sumber daya manusia, menjadi pendorong berpindahnya pengguna dari teknologi nuklir,” katanya lebih lanjut.