PPDM UB Bantu Atasi Masalah Limbah Cair Pengrajin Batik
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
BATU — Belum adanya tempat pembuangan limbah cair hasil produksi batik selama ini, menyebabkan pengrajin batik di desa wisata Sidomulyo, kota Batu, kesulitan untuk melakukan proses pencucian dan pewarnaan. Pasalnya, kondisi sekitar merupakan lahan pertanian tanaman hias sehingga tidak memungkinkan untuk membuang limbah cair langsung ke selokan.
Hal ini yang kemudian mendasari tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Universitas Brawijaya (UB) memberikan hibah teknologi pengolahan limbah berupa mini Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kepada pengrajin batik tulis Sidomulyo, Stevani Karina.
Tim PPDM UB diketuai Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP. MTP (Fakultas Teknologi Pertanian) dan beranggotakan, Ika Atsari Dewi, STP. MTP (Fakultas Teknologi Pertanian), Sisca Fajriani, SP.MP. (Fakultas Pertanian) dan Aris Subagiyo, ST.MT. (Fakultas Teknik).
Salah satu anggota tim PPDM UB, Aris Subagiyo, mengatakan, instalasi pengolahan air limbah menjadi sesuatu yang penting bagi UMKM batik tulis Sidomulyo, mengingat selama ini ketika mereka memproduksi batik kemudian membuang limbahnya ke selokan akan mengganggu lingkungan.
“Apalagi selokan atau saluran air yang berada di kawasan desa Sidomulyo semuanya terhubung ke lahan tanaman hias, sehingga rentan terjadi konflik,” ujarnya kepada Cendana News di desa wisata Sidomulyo, Rabu (18/11/2020).
Karenanya, tim PPDM UB kemudian memberikan hibah teknologi mini IPAL agar limbah yang dihasilkan pada saat proses produksi batik bisa terkelola dengan baik.
“Dari beberapa kali ujicoba bagaimana inlet limbah dan outlet limbah setelah dari IPAL, kita uji di Perum Jasa Tirta yang ada di kota Malang, hasilnya Alhamdulilah dari setiap item yang menjadi kendala selama ini sudah memenuhi baku mutu,” terangnya.