Petani di Pesisir Selatan Dominan Tanam Jagung

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

PESISIR SELATAN – Pertanian jagung terus meluas di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Beragam alasan masyarakat untuk memilih menanam komoditi jagung di tengah pandemi Covid-19 ini.

Seperti yang dikatakan Dodi, petani di Sutera, bertani jagung lebih bagus karena harga jagung terbilang menjanjikan, ketimbang harus membiarkan lahan sawah tidur menunggu datangnya air.

“Lahan yang saya jadikan untuk tanam jagung itu, dulunya sawah. Dikarenakan tidak ada irigasi yang bagus, saya pun memilih bertanam jagung. Ternyata penghasilannya cukup menggembirakan,” kata Dodi, Senin kepada Cendana News (9/11/2020).

Ia menyebutkan, dulu tidak begitu banyak warga setempat yang bertani jagung. Hanya bisa dihitung jari saja titik-titik lahan pertanian jagung di daerah Sutera tersebut.

Kini lahan pertanian jagung terlihat banyak ditanami yang sebelumnya lahan sawah, beralih bertanam jagung. Sawah itu bukannya tidak produktif, tapi buruknya irigasi, membuat lahan sawah tersebut hanya bisa digarap apabila ada airnya saja.

“Kebanyakan yang bertanam jagung, orang yang sebelumnya bertanam padi dan beralih bertanam jagung. Alasannya, karena harga jagung kini terbilang cukup menjanjikan,” ujarnya.

Dodi menjelaskan, kondisi produksi jagung di daerah Sutera terbilang cukup stabil. Dimana harga komoditi jagung di tingkat petani di Kabupaten Pesisir Selatan ini cukup membuat bahagia. Sebab harga jual jagung kering pipilan sudah mencapai Rp5 ribu per kilogram di tingkat petani.

Beralihnya petani menjadikan jagung sebagai komoditi unggulan setelah padi di Kecamatan Sutera, umumnya Pesisir Selatan, memang dikarenakan harga jualnya sudah cukup stabil.

Lihat juga...