Kerangka Utang untuk Bantu Negara Miskin Disetujui G20

Ia menambahkan bahwa kreditor sektor swasta juga harus berpegang pada kerangka baru tersebut.

“Mulai saat ini, semua pihak yang berkepentingan harus memastikan untuk menerapkan kerangka kerja bersama. Transparansi utang sangat penting,” kata Aso kepada wartawan setelah konferensi jarak jauh G20.

Kerangka baru juga merupakan langkah lebih jauh dari pembekuan utang, dengan mewajibkan semua kreditor publik untuk berpartisipasi. Kewajiban itu diterapkan setelah China dikritik oleh mitra G20 karena tidak memasukkan utang pada bank-bank milik negara.

China telah menjadi kreditor utama bagi negara-negara berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini. China sering kali memberikan pinjaman melalui lembaga-lembaga seperti China Development Bank dan China EXIM.

Klub Paris, yang dikelola oleh Kementerian Keuangan Prancis, beserta negara-negara G20 pada Oktober sepakat untuk memperpanjang pembekuan utang tahun.

Mereka telah menangguhkan pembayaran utang sebesar lima miliar dolar AS (sekitar Rp70,7 triliun) untuk membantu negara-negara termiskin di dunia mengatasi krisis virus corona baru.

Para pemimpin G20 diperkirakan akan mendukung kerangka umum tersebut pada pertemuan puncak virtual minggu depan. [Ant]

Lihat juga...