Jejak Peninggalan Sejarah Kampung Koliheret di Sikka
Editor: Makmun Hidayat
Berkat usaha tersebut lanjutnya, pihaknya pun menemukan beberapa peninggalan seperti gong tanah yang hanya dibunyikan saat kepala suku di kampung tersebut meninggal dunia.
“Ada juga lonceng peninggalan bangsa Portugis dan giring-giring yang biasa dikenakan di kaki saat menari. Ada juga pakaian adat bagi kepala suku, tongkat kepala suku, piring kuno, batu marmer serta alat-alat pemintal benang dan tenun,” ungkapnya.

Semua benda peninggalan sejarah tersebut kata Petrus untuk sementara diletakkan di rumahnya terlebih dahulu sambil menunggu pembuatan rumah adat yang sedang direncanakan.
“Kami sedang merencanakan untuk membangun kembali rumah adat sesuai dengan bentuk aslinya dengan menggunakan bahan-bahan alami. Setelah rumah adat selesai maka barang-barang peninggalan adat budaya akan disimpan di tempat tersebut,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Watudiran, Maxentius Maxmilianus mengatakan, Danau Koliheret memang sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegera setelah membaca beberapa kisah mengenai danau ini.
Pemerintah Kabupaten Sikka kata Maksi sapaannya, mengaku ingin melakukan penataan danau tersebut namun hingga saat ini penataan danau tersebut untuk menjadi sebuah tempat wisata belum terwujud.
“Pembangunan rumah adat dan penataan Danau Koliheret menjadi sebuah tempat wisata akan membuat banyak wisatawan mengunjungi desa kami. Apalagi jalan dan air sudah tersedia, hanya desa kami belum terjangkau sinyal telepon selular,” ungkapnya.