Jejak Peninggalan Sejarah Kampung Koliheret di Sikka

Editor: Makmun Hidayat

MAUMERE — Kampung Koliheret telah berubah menjadi danau. Dulunya merupakan sebuah kampung besar yang banyak dihuni warga. Berada di Dusun Klahit, Desa Watudiran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Karena ada kesalahan pelanggaran adat, kampung tersebut pun tenggelam dan berbuah menjadi sebuah danau yang dinamakan Danau Koliheret yang dahulunya angker namun kini sudah dibuat ritual adat sehingga bisa dikunjungi wisatawan.

“Saat kampung tenggelam, semua rumah warga bersama hewan peliharaan dan rumah adat beserta peninggalan sejarah pun ikut tenggelam, “ sebut Petrus Hugo Pulung, Ketua Adat di Desa Watudiran saat ditemui Cendana News di rumahnya, Minggu (1/11/2020).

Petrus Hugo Pulung saat ditemui di rumahnya, Minggu (1/11/2020). -Foto: Ebed de Rosary

Petrus mengatakan, selain peninggalan sejarah, benda-benda pusaka dan adat milik semua suku pun ikut tenggelam bersama rumah adat sehingga pihaknya pun berusaha untuk mencarinya.

Ia menyebutkan, hanya tersisa sebuah batu ceper atau Mahe yang merupakan tempat melaksanakan ritual adat dan meletakkan sesajen yang berada di sisi selatan Danau Koliheret yang masih tersisa.

“Ada sebuah batu berbentuk manusia dengan ayam. Saat perkampungan tenggelam, perempuan tersebut lari sambil membawa ayam ke arah utara kampung namun dia menoleh ke belakang sehingga berubah menjadi batu,” ungkapnya.

Petrus mengisahkan, untuk menemukan kembali benda pusaka yang hilang pihaknya membuat ritual adat dan lewat mimpi diperintahkan untuk menggali tanah di beberapa tempat.

Lihat juga...