Jagad Medsos Dinilai Cenderung Berisi Dialektika Konfliktual

Editor: Makmun Hidayat

YOGYAKARTA — Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ummah, Kotagede, KH Abdul Muhaimin, yang juga dikenal sebagai tokoh pluralisme Yogyakarta, menilai masyarakat Indonesia saat ini belum memiliki kemampuan dalam menghadapi tren atau dinamika media sosial (medsos) secara bijak. 

Hal itu mengakibatkan kecenderungan munculnya dialektika konfliktual di kehidupan medsos. Di mana banyak kalangan kerap kali saling adu argumen terhadap suatu isu. Dan mempertahankan argumennya tanpa menghormati orang atau pihak lain. Sehingga dialektika yang lebih solutif jarang sekali muncul.

“Yang berkembang di medsos sekarang ini kan dialektika konfliktual. Bukan solutif. Misal A ngomong sesuatu. Lalu dijawab B dengan argumennya. Ditimpali si C dan seterusnya. Sehingga tambah ruwet,” katanya kepada Cendana News dalam acara silaturahmi bersama jajaran Dirintelkam Polda DIY belum lama ini.

Ketua Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB) itu menilai hal tersebut menjadi salah satu pemicu terjadinya gesekan antarsejumlah kalangan di masyarakat. Baik itu antar kelompok beragama maupun kelompok-kelompok lainnya. Yang pada akhirnya memunculkan sikap-sikap intoleransi, ekstrimisme dan terorisme.

Sementara itu di kehidupan nyata, meski terkait dengan politis, kelompok ekstrimis juga dikatakan kerap kali berupaya menyebarkan paham yang dianutnya dalam forum-forum tertentu. Sehingga dapat memancing gesekan dengan masyarakat jika tidak diantisipasi dan ditangani dengan baik.

“Saya kira pihak kepolisian bersama kemenag dan ormas-keagamaan bisa bekerja sama untuk mengkonsolidaskkan para khotib atau penceramah. Karena kecenderungannya ada khotib yang out of control saat berceramah di depan jamaah,” ungkapnya.

Lihat juga...