290,3 Juta M3 Air Hujan Dihasilkan dari Modifikasi Cuaca Tahap 3 di Riau

Operasi TMC dikoordinasikan oleh tim Satuan Tugas (Satgas) Udara Provinsi Riau.

Selain pesawat TMC Casa 212 A2103, Satgas Udara Provinsi Riau mendapat dukungan beberapa pesawat diantaranya pesawat Cessna Caravan 208B untuk patroli serta pesawat Water Bombing diantaranya Heli Sikorsky S61, BELL 430, Black Hawk N563DJ,Heli RA31603, Heli PK BST, PK-IPR, dan PK-KII.

Gubernur Riau H Syamsuar yang juga menjabat Komandan Satuan Tugas Karhutla Riau 2020 mengapresiasi kerja tim Satgas Udara dan tim TMC BPPT dalam menangani titik panas di wilayah itu.

Operasi TMC lebih dini ditindaklanjuti dengan sikap proaktif Pemerintah Provinsi Riau melakukan siaga darurat lebih awal dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau.

Syamsuar menuturkan karena status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Riau sampai tanggal 31 Oktober dan tidak akan diperpanjang lagi, maka TMC di Riau berhenti pada 31 Oktober 2020.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis dari enam provinsi , Riau dinilai provinsi terbaik menangani karhutla pada 2020. Disebutkan luas lahan yang terbakar di Riau hingga Oktober 2020 menurun drastis hingga 83,62 persen dibanding tahun lalu.

Diketahui operasi TMC tahap pertama di Provinsi Riau dilaksanakan pada 11 Maret- 2 April lalu, dan dapat menghasilkan air hujan sebanyak 97.8 juta m3, dan akumulasi rata-rata curah hujan aktual selama periode TMC sebesar 227,2 mm.

Pada tahap kedua, operasi TMC di Provinsi Riau dilaksanakan pertengahan Mei hingga akhir Mei 2020. Volume curah hujan mencapai 44,1 juta m3 dengan akumulasi rata-rata curah hujan selama periode TMC sebesar 138,1 mm. [Ant]

Lihat juga...