Tunggakan Kredit di KSU Derami Padang Cukup Terkendali, Ini Cara Jitunya

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Ketua KSU Derami Padang, Gusti Ayu Ratniati, saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu/Foto: M Noli Hendra

Sementara untuk usaha warung, industri rumahan, pertanian, dan perikanan, masih bisa jalan, meski penghasilan mereka tidak di angka maksimal. Artinya tunggakan kredit atau NPL di bawah 3 persen itu adalah usaha di lingkungan sekolah dan kampus itu.

“Jumlah masyarakat yang menggantungkan usaha dari lingkungan sekolah dan kampus memang cukup banyak, bisa dikatakan lebih dominan. Tapi ada beberapa dari mereka yang mencoba cari tempat dagang,” jelas Ayu.

Dikatakannya ada juga yang sebelumnya menjalani usaha di kawasan sekolah, beralih menjadi pedagang jual usaha gorengan di kawasan tepi jalan. Ternyata alih lokasi dinilai cukup jitu menyiasati ekonomi membaik di tengah gelombang pandemi.

“Kami dari pengurus KSU Derami itu kan ada turun ke beberapa kelompok atau Posdaya untuk mengetahui kondisi usaha masyarakat. Nyatakannya banyak yang cari usaha lain, agar tetap produktif,” ungkapnya.

Sementara itu secara terpisah, Manajer Modal Kita KSU Derami Padang, Margono Okta, mengatakan, dari awal pandemi datang ke Sumbar pengurus telah mulai melakukan pemetaan terkait kawasan-kawasan yang masih dinilai produktif.

Hal itu terbukti bahwa pedagang di kawasan sekolah dan kampus bakal menghadapi terjadi kredit macet. Artinya dengan kondisi saat ini dimana NPL berada di bawah angka 3 persen.

“Sekarang kan lagi ada pendami Covid-19. Kita pahami betul bagaimana pandemi ini mengganggu perekonomian. Jangan pedagang kecil-kecilan, pelaku usaha yang sudah besar pun ikut merasakan dampaknya,” tegasnya.

Meno bahkan membuktikan bahwa perekonomian di KSU Derami Padang masih baik-baik saja di saat pandemi masih melanda Padang, yakni terus menambah jumlah kelompok atau Posdaya baru ke berbagai daerah pelosok.

Lihat juga...