Desa Pesisir Terpencil Halmahera Selatan Punya Cara Hadapi Covid-19
Bahkan, sebelum pemerintah daerah melakukan penyuluhan mengenai penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus Corona, warga desa penghasil kopra itu mewajibkan penduduk desa yang datang dari luar untuk mandi di laut sebelum masuk ke desa.
“Jadi waktu itu ada di pelabuhan tempat cuci tangan, dan kalau ada orang dari Ternate, kalau dia turun, tahan. Kasi batobo (berenang) dulu baru masuk,” kata Jafar, ketika ditemui dalam Festival Rakyat Desa Samo.
Saat menghadiri festival, warga Desa Samo umumnya memakai masker dan berusaha mengatur posisi duduk supaya berada pada jarak yang aman dengan orang lain. Cairan pembersih tangan untuk pengunjung pun disediakan di gerbang tempat acara.
Namun, masih ada beberapa orang yang kadang menurunkan masker dari wajah saat berbicara dan berkumpul dengan jarak cukup dekat dengan orang lain.
Di Desa Samo yang dihuni sekitar 500 orang, sampai sekarang belum ada kasus penularan virus Corona. Demikian pula di desa tetangga Samo, Desa Posi-Posi yang berpenduduk sekitar 400 orang.
Sementara di Desa Gumira, aparat pemerintah desa memutuskan menutup wilayah untuk mencegah penularan virus Corona, setelah mendapatkan penyuluhan dari pemerintah daerah mengenai Covid-19 pada awal kedatangan pandemi.
Pelaksana Tugas Kepala Desa Gumira Amaruddin Ishak, menuturkan, kala itu pemerintah desa meminta masyarakat untuk membatasi melakukan kegiatan di luar rumah, dengan pengecualian pada warga yang harus mengurus kebun.
Pemerintah desa juga membatasi warga yang merapat ke dermaga Desa Gumira, yang dihuni 137 keluarga yang terdiri atas 697 orang.
Pembatasan kegiatan dan akses masuk membuat Desa Gumira tidak ikut menyumbang kasus Covid-19 di Maluku Utara, yang tercatat sebanyak 2.196 kasus pada 29 Oktober 2020. Namun, kebijakan tersebut mempengaruhi kondisi perekonomian warga desa.