Petani di Sikka Makan Ubi Beracun, WTM Sebut Fakta

Editor: Makmun Hidayat

“Gagal panen yang dialami diakibatkan kekeringan dan serangan hama babi hutan. Khusus untuk wilayah Done, kebanyakan areal usahanya adalah daerah perbukitan yang sering juga diserang hama babi hutan,” jelasnya.

Kalau ditelusuri, tegas Win, tidak semua petani Desa Done berusaha di lahan sawah khusus untuk RT 9, petani yang menggantungkan hidupnya di lahan basah berjumlah 16 kepala keluarga (KK).

Sementara itu lanjutnya, petani yang menggantungkan hidupnya di lahan kering berjumlah 9 KK sementara di RT 10 petani yang menggantungkan hidupnya di lahan basah berjumlah 8 KK.

“Hanya terdapat 44 KK saja petani di RT 10 yang menggantungkan hidupnya di lahan kering,” sebutnya.

Win menjelaskan, untuk petani yang lahan basah, saat ini masih terlihat aman walaupun sebenarnya kondisi pengairan tidak mendukung untuk usaha persawahan.

Ketua RT 10 RW 04, Desa Done, Kecamatan Magepanda, Petrus Nanga saat menyebutkan, sejak sebulan lebih  sejak bulan Agustus 2020, warga di Dusun Ladobewa mengonsumsi ondo atau ubi hutan beracun.

Petrus menyebutkan, dari total 59 Kepala Keluarga (KK) yang ada di Dusun Ladobewa, sebanyak 25 KK telah mengkonsumsi ondo dan ada 2 KK di Dusun Watuwa yang juga mengonsumsinya.

“Apabila persediaan pangan menipis maka warga lainnya pun akan mengkonsumsi ondo juga karena persediaan bahan makanan menipis. Kami makan ondo agar bisa menghemat persediaan bahan pangan,” ungkapnya.

Apalagi kata Petrus, tahun 2020 ini petani lahan kering di wilayahnya mengalami gagal panen karena adanya kekeringan dan serangan hama ulat grayak sehingga hasil panen menurun drastis.

Lihat juga...