Perlunya Penguatan Mitigasi Kurangi Dampak Banjir
JAKARTA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan perlunya perhatian khusus dan penguatan dalam penanganan dan pengendalian banjir dari segi kesiapsiagaan, mitigasi, dan pengelolaan bencana, terutama saat pandemi COVID-19.
“Dampak dari bencana banjir sangat berat bagi masyarakat yang terkena. Terlebih di era pandemi ini, banjir akan memperburuk kondisi masyarakat terdampak. Banjir akan menurunkan kemampuan masyarakat mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan penularan virus SARS-CoV-2,” kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dalam seminar virtual “Banjir Di Masa Covid 19: Kesiapsiagaan, Mitigasi Dan Pengelolaan Bencana” di Jakarta, Rabu.
Untuk itu, LIPI berupaya mengembangkan protokol dan mitigasi baru bencana banjir di tengah pandemi COVID-19.
Handoko menuturkan permasalahan banjir memang kompleks, meliputi berbagai aspek, termasuk aspek regulasi khususnya terkait dengan desentralisasi kewenangan, pengelolaan sumber daya yang tidak optimal, dan tumpang tindih kewenangan antarsektor atau level yang berbeda di pemerintahan.
Apalagi, kata dia, saat ini ada masalah pandemi COVID-19, di mana protokol kesehatan menjadi krusial dilakukan.
Ia mengatakan proses penanganan atau kondisi di lapangan akan semakin sulit saat banjir karena ada jaga jarak maupun saat kekurangan air bersih karena musim kemarau.
“Saat ini kita menghadapi pandemi COVID-19 sehingga tantangan menjadi semakin sulit dalam kita mengelola bencana banjir karena ada ‘physical distancing’ (menjaga jarak),” ujarnya.
Di tengah berbagai kesulitan, termasuk masalah ekonomi, sosial, dan budaya di masa pandemi COVID-19, katanya, jika ditambah lagi dengan bencana banjir maka membuat masyarakat semakin kesulitan.