Pengembangan Sorgum Terkendala Lahan Terbatas

Editor: Makmun Hidayat

LARANTUKA — Meski para petani di beberapa wilayah di Kabupaten Flores Timur (Flotim) dan wilayah lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah mulai menanam sorgum, namun luas lahannya masih belum besar.

Untuk sentra sorgum di Dusun Likotuden, Desa Kawalelo, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur saja tidak semua petani memiliki lahan sorgum mencapai 2 hektare.

“Banyak petani yang masih memiliki lahan di bawah dua hektare bahkan ada yang hanya setengah hektare saja. Memang lahan sorgum khusus dan tidak boleh dicampur dengan tanaman lain,” kata Bonifasius Kolah, Ketua Kelompok Tani Sorgum Likotuden, Senin (7/9/2020).

Ketua Kelompok Tani Sorgum Likotuden, Bonifasius Kolah saat ditanyai, Senin (7/9/2020). -Foto : Ebed de Rosary

Boni sapaannya menyebutkan, untuk kelompok taninya syaratnya petani harus memiliki lahan minimal 2 hektare tetapi masih ada yang memiliki lahan belum mencapai jumlah tersebut.

Dirinya pun selalu meminta agar petani fokus mengembangkan luas lahan sorgum karena lahan tidur masih tersedia sebab lahan sorgum diupayakan pada lahan yang gersang dan tidak bisa ditanami padi atau jagung.

“Kita anjurkan agar lahan untuk tanaman jagung dan padi ladang jangan ditanami sorgum. Makanya tanaman sorgum ditanam di lahan yang tidak dipakai untuk itu dan lebih kepada membuka lahan baru yang selama ini tidak terpakai,” ujarnya.

Romo Benyamin Daud, Pr, Direktur Yayasan Pembangunan Sosial Ekonomi Larantuka (Yaspensel) mengatakan, kendala pengembangan sorgum sendiri soal mentalitas serta respon pemerintah desa yang minim.

Lihat juga...