Pastor Tripomo: Wartakan Kabar Baik di Tengah Krisis Iman dan Identitas

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Masuki bulan kitab suci nasional (BKSN) Gereja Katolik Indonesia ajak umat lebih mendalami Alkitab. Petrus Tripomo, Pr, pastor Unit Pastoral Bakauheni, Lampung Selatan menyebut krisis pandemi Covid-19 mempengaruhi krisis iman dan identitas. Gereja memiliki kewajiban mewartakan kabar baik di tengah krisis iman dan identitas tersebut.

Krisis iman bagi umat Katolik terjadi dengan kehidupan komunitas gereja yang terbatas. Sebab imbas pandemi Covid-19 pertemuan basis gereja yang rutin dilakukan setiap pekan mulai berkurang. Pembatasan pertemuan tersebut menjadi peluang bagi keluarga untuk memperdalam isi kitab suci. Tanpa adanya pertemuan kelompok umat tetap memiliki kewajiban merenungkan kitab suci.

Keterbatasan situasi di tengah pandemi Covid-19 lanjut pastor Petrus Tripomo tidak menyurutkan niat mewartakan kabar baik. Kabar baik yang disampaikan dalam kitab suci akan direnungkan memanfaatkan panduan secara online. Pada BKSN tahun ini peniadaan pertemuan kelompok jadi momentum merenungkan kitab suci secara pribadi dan keluarga.

“Mendekatkan umat dengan kitab suci memiliki makna membacanya secara fisik, merenungkannya dalam kehidupan sehari hari meski memasuki masa krisis imbas pandemi Covid-19 sehingga bisa merenungkan pengalaman bangsa Yahudi saat berada di pembuangan,” terang Pastor Petrus Tripomo dalam homilinya di gereja Santo Petrus dan Paulus, Minggu (6/9/2020)

Pengalaman bangsa Yahudi yang dibuang dari tanah kelahiran ke Babilonia menjadi contoh krisis iman dan identitas. Dalam kehidupan kekinian umat Katolik diajak untuk menjadi pewarta kabar baik dan tidak meninggalkan identitasnya. Pada era teknologi kabar baik yang disampaikan ikut membawa kebaikan bagi sesama. Mengurangi berita bohong (hoax), menggunakan media sosial dengan bijak jadi cara mewartakan kabar baik.

Lihat juga...