Masyarakat Adat di Manokwari Lepas 301 Anak Penyu
MANOKWARI — Masyarakat adat di Kampung Sabuni, Distrik Masni. Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat melepas sebanyak 301 ekor tukik (anak penyu) ke laut sebagai upaya menjaga kelestarian alam di wilayah tersebut.
Kepala Suku Arfak di Kampung Sabuni Apner Mandacan, pada kegiatan tersebut, Rabu, di Manokwari menjelaskan pelestarian penyu di lokasi tersebut merupakan kegiatan swadaya yang dilakukan masyarakat adat pemilik hak ulayat.
Dengan dukungan dana kampung, kata dia, masyarakat pun membangun tempat penangkaran telur penyu. Sebelum dilepas ke habitatnya, ratusan tukik ini menjalani karantina di lokasi penangkaran selama satu bulan.
“Di lokasi penetasan telur-telur penyu itu kita jaga dari bulan Januari sampai Juli. Setelah menetas kita pindahkan ke penangkaran, lalu setelah berusia satu bulan baru kita lepas hari ini ke laut,” katanya.
“Memang harus kita jaga karena biasanya orang masuk tanpa melapor ke daerah ini,” tambah Apner.
Selain pemerintah kampung, kata Apner Mandacan, kegiatan masyarakat adat ini juga mendapat dukungan dari tim peneliti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Konservasi Penyu Universitas Papua (UNIPA).
Anggota tim peneliti PPM Konservasi Penyu Unipa, Alberto Jhonatan Allo menjelaskan di dunia diketahui ada tujuh jenis penyu. Enam di antaranya ada di Indonesia dan dari enam jenis itu empat di antaranya ada di Papua Barat.
“Empat jenis penyu yang ada di Papua Barat itu yaitu penyu sisik, penyu lekang, penyu hijau, serta penyu belimbing. empat jenis penyu ini ada di wilayah Perairan Sabuni namun yang lebih dominan saat ini penyu lekang dan penyu hijau,” katanya.