Mainan Tradisional Truk Oleng Lahirkan Kreativitas
Editor: Makmun Hidayat
“Bak miniatur truk akan dicat lalu diberi nama masing-masing, Riski Oleng, Adrian Oleng sesuai nama pemilik agar tidak tertukar,” tegasnya.
Membuat miniatur truk oleng sebut Riski cukup menyenangkan sebab ia memiliki waktu lebih lama di rumah. Lokasi bermain yang digunakan memanfaatkan halaman,jalan. Kegiatan bermain miniatur truk oleng kerap jadi ajang balapan. Memiliki miniatur truk oleng yang unik warna menarik, ukuran besar menjadi kebanggaan bagi anak anak sepermainannya.
Wayan Mayor, salah satu orang tua di Desa Bangunrejo,Kecamatan Ketapang menyebut mendukung kreativitas permainan anak-anak. Bermain miniatur truk oleng yang dibuat sendiri melahirkan kreativitas anak anak. Proses meniru sebutnya jadi cara untuk membuat variasi permainan tradisional. Sebab saat ini anak anak cenderung bermain gawai.
“Mainan tradisional yang mulai ditinggalkan kembali muncul meski ada kombinasi menyesuaikan tren masa kini,” cetusnya.
Membuat miniatur truk membangun kerja sama antar anak. Saat proses pembuatan truk oleng mainan sosialisasi antar anak lebih terjalin. Berbeda dengan saat bermain gawai anak anak cenderung individualistis. Mendukung anak anak bermain truk oleng ia kerap mencarikan kayu randu sebagai bahan utama.
Ahmad Prasetyo, pembuat mainan anak anak excavator mini dari kayu. Tren permainan tradisional sebutnya mulai disukai anak anak. Ia juga mulai mendapat pesanan dari sejumlah anak anak yang minta dibuatkan minatur truk oleng. Mendapat order membuat mainan anak anak memberi sumber penghasilan baginya. Sebelumnya ia kerap berkeliling ke sekolah membawa excavator mini.
“Kini sekolah libur jadi tidak ada aktivitas menyewakan mainan excavator namun justru ada pesanan membuat miniatur truk oleng,” cetusnya.