BPBL Batam Sukses Produksi Massal Benih Bawal Bintang Hibrida

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Kepala BPBL Batam, Toha Tusihadi, mengatakan bahwa proses hibridisasi kedua jenis ikan bawal yang dimiliki oleh BPBL tersebut diharapkan dapat mengambil kelebihan-kelebihan yang ada pada keduanya.

Salah satu kelebihannya yakni telah terbukti mampu beradaptasi dari habitat alaminya di daerah sub tropis ke lingkungan perairan Indonesia serta dapat dikembangkan pada kisaran salinitas cukup lebar (antara salinitas 19 ppt sampai dengan 34 ppt).

Sedangkan fenotip Bawal Sirip Pendek yang diharapkan akan muncul pada benih turunannya adalah munculnya warna keemasan pada permukaan tubuh ikan, daging yang lebih tebal serta karakteristik morfologi sirip yang dimilikinya.

Kelebihan lain dari Bawal Sirip Pendek yang diharapkan muncul adalah pertumbuhannya yang lebih cepat dibandingkan Bawal Bintang.

“Proses hibridisasi ini tentu diharapkan akan mampu memperbaiki performance ikan bawal bintang baik dari sisi pertumbuhan maupun kualitas produk,” jelas Toha.

Jadi, kelebihan-kelebihan fenotip Bawal Sirip Pendek menyebabkan ikan tersebut lebih diminati di pasar internasional dibandingkan dengan Bawal Bintang. Saat ini produksi benih pada siklus pertama telah menghasilkan benih Bawal Hybrid yang siap tebar KJA (umur 30 hari, ukuran 3-4 cm) sebanyak 5.000 ekor.

Sedangkan pada produksi siklus kedua BPBL Batam meningkatkan jumlah produksinya, dengan jumlah eksisting benih saat ini sebanyak 20.000 ekor benih Bawal Hybrid umur 14 hari (ukuran 0,6 cm).

Menurutnya, induk-induk tersebut dapat dipijahkan secara alami dengan produksi telur antara 100.000-150.000 butir telur fertil per siklus.

“Hibridisasi ini dilakukan sebagai usaha BPBL Batam untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya genetik yang telah dimilikinya untuk mendukung pembangunan perikanan budidaya laut,” paparnya.

Lihat juga...