Staf KPU Yahukimo yang Dibunuh, Sempat Pulang ke Banyumas

Editor: Makmun Hidayat

PURWOKERTO — Henry Jovinski (25), staf Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yahukimo, Papua yang meninggal dibunuh, pernah pulang ke Banyumas dalam kondisi ketakutan. Namun, karena panggilan tugas, ia akhirnya kembali lagi ke Papua.

Ibu almarhum, Vivin Monika (53) warga Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas menuturkan, sekitar bulan Agustus 2019, anak sulungnya tersebut pulang ke rumah dalam kondisi ketakutan. Dari pengakuan anaknya, ia habis membeli handuk dan kemudian mukanya diludahi.

Dalam waktu yang berdekatan, kantor KPU Papua dibakar yang menyebabkan seluruh dokumen pilkada hangus. Melihat kondisi tersebut, Henry merasa ketakutan dan langsung memutuskan untuk pulang ke Banyumas.

“Pada waktu itu, anak saya pulang tanpa izin terlebih dahulu, karena ketakutannya sudah memuncak. Di rumah ia juga hanya tiduran dan berulang kali mengatakan, ‘Mah takut’,” kata Vivin menirukan ucapan anaknya, Jumat (21/8/2020).

Ibu almarhum Henry, Vivin Monika (53) warga Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jumat (21/8/2020). -Foto: Hermiana E. Effendi

Vivin Monika mengakui, kalau pada saat itu tidak terbesit pikiran untuk melaporkan kondisi anaknya ke KPU dan meminta untuk dipindahkan ke Jawa saja. Sebab, beberapa hari kemudian, Henry dihubungi oleh kantornya dan diminta untuk pulang ke Papua dan yang bersangkutan menyanggupinya.

Henry merupakan anak sulung dari dua bersaudara dan sejak bekerja, ia menjadi tulang punggung keluarganya. Henry berangkat ke Papua pada bulan April 2019 dengan penuh semangat. Selain dilandasi rasa penasaran ingin meihat keindahan alam Papua, Henry juga sangat bersemangat menjalani pekerjaan pertamanya setelah lulus kuliah di STT Telkom.

Lihat juga...