Permainan Tradisional Edukatif Jadi Pilihan Isi Masa Belajar Jarak Jauh
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Sejumlah permainan tradisional selain memiliki nilai edukatif tentunya berfungsi untuk olahraga, agar anak tetap aktif,” cetusnya.
Pendisiplinan dari orangtua untuk pengaturan waktu belajar dan bermain sangat penting dilakukan. Sebab selama masa PJJ anak dominan memakai gawai untuk sejumlah tugas sekolah.
Nurizki menyebut kreativitas dari orangtua, tenaga pendidik dengan metode belajar tepat akan efektif diterapkan selama masa PJJ. Namun dengan tetap memberikan kesempatan anak anak bermain mendorong peningkatan sisi kognitof, motorik dan interaksi sosial bagi anak anak. Sebab selain akademis anak anak didorong meningkatkan nilai sosial.
“Secara psikologis anak anak yang belajar di rumah akan mengalami kebosanan sehingga butuh alternatif positif salah satunya permainan,” cetusnya.
Pitka ,salah satu anak menyebut memilih menyelingi kegiatan belajar di rumah dengan bermain dakon. Usai sejumlah tugas sekolah dikerjakan ia mengisi waktu luang dengan bermain. Sejumlah tugas yang diperoleh dari guru menurutnya kerap diantar ke rumah dalam bentuk tulisan. Keterbatasan orangtua di wilayah pedesaan membuat sistem kunjungan diterapkan.
“Anak anak dikumpulkan pada satu rumah lalu diberi tugas nanti diantar ke guru memakai sepeda,” cetusnya.
Usai mengerjakan tugas Pitka dan kawan kawannya kerap memilih bermain di dalam rumah. Hal yang sama dilakukan oleh rekan rekan lain dengan bermain gasing dan layangan. Sebelum ada pengumuman kegiatan belajar mengajar tatap muka Pitka dan kawan kawannya tetap belajar di rumah dengan kewajiban mengerjakan tugas pada semester ganjil yang diberikan guru kelas.