Kekhawatiran Permintaan Sebabkan Minyak Jatuh di Bawah Tertinggi 5 Bulan

Namun, indeks dolar AS naik sekitar 0,1 persen pada Kamis (6/8/2020) setelah jatuh selama dua sesi, tetapi tetap dekat ke posisi terendah dua tahun.

Investor minyak juga tetap waspada terhadap peningkatan persediaan produk olahan AS ketika para gubernur bank sentral AS mengatakan kebangkitan kasus virus corona memperlambat pemulihan ekonomi di konsumen minyak terbesar dunia itu.

“Dalam jangka menengah, permintaan yang lemah kemungkinan akan lebih banyak membebani daripada sentimen positif (mendukung), itulah sebabnya kami memperkirakan harga akan terkoreksi dalam waktu dekat,” kata analis Commerzbank Eugen Weinberg.

JPMorgan memangkas perkiraan permintaan minyak untuk paruh kedua tahun ini sebesar 1,5 juta barel per hari, tetapi menaikkan perkiraan harga rata-rata Brent untuk sepanjang tahun menjadi 42 dolar AS per barel dari 40 dolar AS.

Raksasa minyak negara Arab Saudi Aramco memangkas harga jual resmi (OSP) September untuk minyak mentah ringan bagi pengiriman ke Asia, sebesar 30 sen per barel mulai Agustus, dan membiarkan harga ke AS tidak berubah dari bulan sebelumnya.

Kebijakan tersebut secara singkat memberikan kekuatan ke pasar, memadamkan kekhawatiran sebelumnya bahwa produsen akan memangkas harga, memicu perang harga lainnya, kata Bob Yawger, Direktur Energy Futures di Mizuho di New York. [Ant]

Lihat juga...