INDEF: Indonesia Belum Merdeka dari Covid-19

Editor: Koko Triarko

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J Rachbini, pada diskusi INDEF secara virtual beberapa waktu lalu. –Dok: CDN

JAKARTA – Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J Rachbini, mengingatkan bahwa peringatan ke-75 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, banyak refleksi bidang ekonomi dan politik yang harus dirajut dengan komitmen membangun bangsa ke depan lebih baik.

Salah satunya, menurut Didik, yakni refleksi terhadap kebijakan pemerintah, utamanya pandemi Covid-19 memperlihatkan, bahwa kita belum merdeka dari wabah yang menyerang rakyat dan bangsa ini.

“Refleksi kemerdekaan pada saat ini dengan renungan mendalam, pemerintah telah gagal mengendalikan pandemi Covid-19. Kebijakan sejak awal lemah dan tidak menunjukkan niat dan implementasi yang kuat mengatasi Covid-19,” kata Didik, berdasar rilis yang diterima Cendana News, Senin (17/8/2020) siang.

Sejak awal, menurutnya pemerintah memberikan signal kebijakan membingungkan, sehingga disiplin masyarakat lengah, terbuka diserang Covid-19.

Terbukti, banyak wilayah masuk zona merah selama berbulan-bulan dan hampir seluruh wilayah Indonesia terjangkit pandemi Covid-19.

“Kebijakan pemerintah mengatasi pandemi gagal, nasi sudah menjadi bubur. Seperti terlihat perbandingan kasus harian yang terjangkit Covid-19 di Indonesia terus meningkat sebagai pertanda kegagalan kebijakan mengatasi masalah Covid-19 ini,” ungkapnya.

Didik menilai, Indonesia adalah negara yang terbelakang dalam hal kebijakan pandemi Covid-19. Ini terbukti dari hasil kebijakan yang nihil, kasus harian terus meningkat.

Bahkan, menurutnya justru pemerintah yang menjadi pemicu peningkatan grafik kasus harian tersebut. Karena mengabaikan kontrol, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lemah, anggaran kesehatan tidak memadai, tes Covid-19 sejak awal sedikit, serta prioritas di lapangan lebih pada ekonomi.

Lihat juga...