Guru di Lamsel Kunjungi Siswa Maksimalkan KBM
Editor: Koko Triarko
Sistem visite KBM, menurut Menik hanya dilakukan selama sepekan dua kali. Namun, cara tersebut memberi dampak positif bagi siswa tetap memiliki semangat belajar. Sebab, selama ini sistem KBM daring kerap dikeluhkan para orang tua. Keterbatasan smartphone dan kuota internet masih menjadi kendala klasik dalam kegiatan belajar daring.
“Kegiatan belajar luring dengan kreativitas tenaga pendidik, jadi salah satu solusi tetap menjalankan KBM,” terang Menik.
Lisdaryanti, wali murid yang rumahnya menjadi tempat belajar, menyambut positif. Kegiatan belajar visite oleh guru memudahkan siswa dan orang tua. Penyiapan tempat belajar dan penerapan protokol kesehatan terus dilakukan selama belajar di rumahnya. Sistem terjadwal sekaligus memudahkan orang tua mengatur waktu bagi anaknya.
“Dua kali dalam sepekan lebih baik daripada tidak ada pelajaran tatap muka sama sekali,” terangnya.
Selain visite guru, wilayah zona hijau menjadi kesempatan untuk melakukan kegiatan belajar tatap muka. Sistem yang diterapkan Ardy Yanto, pegiat motor perahu pustaka, dengan membuka perpustakaan di rumahnya. Anak-anak usia TK hingga SMP yang jumlahnya puluhan butuh bahan bacaan.
“Koleksi buku bacaan saya sangat banyak, bisa dipakai untuk belajar terutama selama Covid-19 ini,” paparnya.
Selama Covid-19, Ardy Yanto mengaku mengurangi intensitas kunjungan membawa buku. Perpustakaan keliling sementara diubah menjadi perpustakaan tetap di rumahnya. Namun, antusiasme anak-anak untuk belajar dan membaca buku, meningkat. Meski sebagian anak-anak diliburkan sekolah, kegiatan membaca buku tetap dilakukan dengan memberi fasilitas buku bacaan.