Di Rejang Lebong, 75 Persen Kebakaran Dipicu Korsleting

Petugas Damkar Rejang Lebong memadamkan kebakaran rumah warga di Kelurahan Dusun Curup, Kecamatan Curup Utara pada Juli 2020 lalu – Foto Dok Ant

REJANG LEBONG – Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebut, 75 persen kasus kebakaran yang terjadi di wilayahnya, diakibatkan korsleting atau hubungan arus pendek listrik.

Kepala Dinas Damkar Rejang Lebong, Sumardi mengatakan, saat ini di wilayah itu mulai memasuki musim kemarau. Sehingga kemungkinan terjadinya kebakaran di kawasan pemukiman maupun hutan dan lahan, bisa terjadi setiap saat. “Kasus kebakaran yang terjadi selama ini 75 persen akibat korsleting listrik, akibat instalasi listrik yang tidak standar, sedangkan sisanya karena faktor lainnya,” kata Sumardi di Rejang Lebong, Rabu (19/8/2020).

Kasus kebakaran yang terjadi di 2019 lalu tercatat lebih dari 30 kasus. Sebagian besar diakibatkan hubungan arus pendek listrik. Selebihnya akibat kebocoran tabung gas, akibat sisa puntung kayu bakar di dapur. Dia mengimbau, masyarakat Rejang Lebong agar selalu memeriksa jaringan listrik di rumah masing-masing. Hal itu diperlukan, guna memastikan kondisinya masih laik atau tidak, serta membeli peralatan listrik yang standar.

Selain itu, masyarakat juga diminta saat akan bepergian keluar rumah untuk selalu memeriksa kompor atau perabotan elektronik, yang bisa menyebabkan kebakaran agar dimatikan. Hal itu untuk mengantisipasi bahaya kebakaran di kawasan pemukiman maupun hutan dan lahan.

Saat ini Dinas Damkas Rejang Lebong telah menyiagakan 130 personel, 12 unit armada pemadam kebakaran. Armada pemadam kebakaran milik daerah itu terdiri dari tujuh unit armada siaga di Mako Damkar Rejang Lebong yang berada dalam Kota Curup dan lima unit lagi tersebar dalam lima kecamatan di Rejang Lebong. Kemudian didukung empat unit motor pemadam dan satu unit tanki penyemprot. (Ant)

Lihat juga...