Andil Pemulung Jaga Kebersihan Lingkungan dan Sungai Teluk Betung

Editor: Makmun Hidayat

Hasan, salah satu pencari rongsokan usai menjual hasil pencarian sampah bernilai jual di wilayah Kelurahan Kangkung, Teluk Betung, Bandar Lampung, Rabu (26/8/2020). -Foto Henk Widi

Kala musim kemarau ketika debit air sungai menyusut Hasan menyebut sungai jadi lokasi favorit warga membuang sampah. Keberadaan pemulung menurutnya sangat membantu mengurangi penumpukan sampah di sungai. Sampah yang terbawa aliran air sungai kala hujan mencemari perairan Teluk Lampung berimbas pendangkalan.

“Muara sungai berada di pantai Kunyit dan sejumlah pantai lain berimbas pendangkalan alur masuk bagi perahu sehingga pemulung ikut meminimalisir volume sampah,” terang Hasan.

Heri,salah satu pencari sampah lainnya menyebut dalam masa pandemi Covid-19, pekerjaan mencari sampah jadi pilihan. Ia memilih mencari sampah pada sejumlah bantaran sungai bahkan kerap masuk ke sungai yang kering kala kemarau. Tingkat kesadaran warga menjaga kebersihan lingkungan terutama sungai diakuinya masih rendah.

“Bagi pemulung sebetulnya semakin banyak warga membuang sampah semakin menguntungkan,hanya saja tempatnya kerap di sungai,” cetusnya.

Sampah yang diambil dari bantaran sungai bernilai jual meliputi botol plastik,kertas kardus,besi. Harga sejumlah rongsokan, sebutan sampah bernilai jual menurutnya sedang anjlok. Rata rata penurunan harga mencapai Rp500 hingga Rp300. Kertas putih dihargai Rp1.200, kertas kardua Rp1.100, besi Rp2.500,plastik Rp700. Meski hasilnya kecil ia bisa mendapat uang dari penjualan sampah.

Musim kemarau menurutnya berimbas sejumlah sampah yang dibuang ke sungai tidak terlihat mengganggu. Namun ketika penghujan tiba sampah yang tidak dibersihkan akan berimbas pendangkalan sungai. Meski tidak secara langsung sejumlah pencari sampah diakuinya ikut membantu pembersihan sungai.

Lihat juga...