Tingkatkan Produktivitas Udang, Ini Strategi KKP
“Penyakit ikan menjadi penyebab utama kegagalan produksi dalam usaha budi daya. Ini yang harus kita waspadai terutama antisipasi terhadap masuknya penyakit lintas batas. Artinya risiko analisis impor betul-betul harus diperkuat terutama terhadap benih, calon induk, pakan, probiotik dan sarana produksi lainnya,” paparnya.
Melalui Gugus Tugas ini, ia menginginkan ada data informasi yang real time terhadap kasus kejadian penyakit maupun potensi masuknya wabah, serta mengambil langkah taktis dalam melakukan upaya pengendalian penyakit ikan secara nasional.
Slamet juga membeberkan sejumlah penyakit pada udang yang hingga kini masih menghantui bisnis udang nasional antara lain White Spot Syndrome Virus (WSSV), Infectious Myonecrosis Virus (IMNV), Enterocytozoon Hepatopenaei (EHP), dan White Feces Disease (WFD).
Sementara itu munculnya penyakit lintas batas seperti Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPNF), Covert Mortality Nodavirus (CMNV) dan yang terbaru Decapod Iridescent Virus 1 (DIV1) yang saat ini tengah menyerang budi daya udang di China, Vietnam dan Thailand juga harus diantisipasi dengan menerapkan upaya proteksi di pintu pintu masuk lintas batas.
“Secara khusus saya ingin mengingatkan untuk mewaspadai transboundary disease seperti virus DIV1 yang menyerang udang dan telah menyebar di negara tetangga. Oleh karena itu, segala potensi pembawa harus kita perketat,” tegasnya.
Dengan menjalankan berbagai strategi itu dengan tepat, maka diharapkan komoditas udang ke depannya dapat betul-betul melesat dalam hal produktivitas secara nasional. (Ant)