Racikannya Disukai, Tergerak Buka Kuliner Bakso di Maumere

Editor: Makmun Hidayat

Rumah makan ini membutuhkan daging 15 kilogram di mana sejak buka jam 11 siang kadang jam 8 malam sudah habis terjual bahkan sebelum jam tersebut pun sudah menutup tempat usahanya.

“Kadang sore sudah habis dan tidak pernah tersisa. Saya tidak memasak lagi dan membiarkan pengunjung untuk makan di tempat lain agar usaha sejenis pun bisa mendapatkan pengunjung,” sebutnya.

Warung Bakso Ma’ Len, ucap Leni, memiliki menu favorit bakso iga, keju dan rendang. Bakso terangnya, dibalut dengan daging iga, rendang dan keju di mana menu ini tidak terdapat di warung bakso lainnya.

Selama pandemi corona, sambungnya, tempat usahanya tutup 2 minggu dan setelah itu sejak akhir hingga Maret sampai Juni 2020 penjualan sepi sekali. Dirinya pun harus mengurangi porsi sebab  lebih banyak pembeli yang membungkus untuk dimakan di rumah.

“Mulai ramai lagi pertengahan Juni 2020 setelah pemberlakuan tatanan hidup baru. Saya mendapat banyak dukungan dari keluarga dan selalu menyisakan sedikit keuntungan untuk membantu yang berkekurangan,” tuturnya seraya mengatakan banyak pengunjung setia yang setiap hari selalu mampir makan di warung baksonya.

Leni berpesan bagi wirausaha lain agar harus mau bersaing secara sehat, bekerja dengan hati, tidak boleh ada beban dan berlaku jujur. Menurutnya, kalau kita mempunyai hati bersih maka orang akan senang dengan kita dan orang akan selalu datang ke tempat usaha kita.

Dia pun selalu  membekali pekerjanya dengan pengetahuan membuat bakso agar kelak mereka bisa membuka usaha bakso sendiri. Dia tidak melarang karena semua itu tergantung rezeki dan kita bersaing secara sehat.

Lihat juga...