Perajin Kain di Sumsel Diharapkan Gunakan Pewarna Alami
Dengan menggunakan pewarna alam, warna yang dihasilkan pun menjadi lebih natural ketimbang menggunakan pewarna tekstil.
“Jadi nanti kepada para perajin kain di Sumsel bisa memperoleh pewarna alam di Galeri Songket Warna Alam meskipun si perajin ini punya kebun dan memiliki persediaan pewarna alam,” ujarnya.
Nantinya agar para perajin kain di Sumsel lebih mudah mendapatkan stok pewarna alam, Feby mengatakan bahan baku pewarna alam akan disediakan di Kriya Sriwijaya.
Jadi untuk yang memerlukan pewarna alam atau bahan baku pewarnaan akan disuplai di Kriya Sriwijaya, sebab untuk memudahkan mereka (perajin) ketimbang harus datang langsung ke desa ini”, jelasnya.
“Pewarna alam ini bisa digunakan tak hanya untuk kain songket saja, bisa juga untuk kain jumputan dan kain blongsong”, tambah dia.
Sementara itu, Meki Oki Yasari, perajin kain sekaligus pemilik Galeri Songket Warna Alam menjelaskan untuk menghasikan warna indigo pada kain diperoleh melalui proses fiksasi dari ranting, daun, dan kulit buah-buahan.
“Didapatkan dari campuran berbagai bahan seperti ranting pohon, kulit pohon, daun yang difiksasi”, ungkapnya.
“Saya menggeluti usaha kerajinan kain songket sejak tahun 2008 meneruskan usaha ibu yang telah dirintisnya. Namun begitu untuk penggunaan pewarna alam, saya menggunakannya sejak 4 tahun lalu untuk kain yang saya produksi baik songket, jumputan atau blongsong”, katanya.
Wanita berusia 33 tahun itu menambahkan penggunaan pewarna alam menghasilkan warna yang lebih lembut dan natural.
Bukan itu saja tetapi limbah yang ditimbulkan tidak mengandung bahan kimia dan lebih aman baik saat proses pewarnaan kain dilakukan maupun bagi lingkungan sekitar, tambah dia. (Ant)