Pemotongan Hewan Kurban di Masjid Agung At-Tin Jadi Percontohan
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Kasi Perternakan dan Kesehatan Hewan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur, Irna Budiany, mengatakan, pemotongan hewan kurban di Masjid Agung At-Tin dapat menjadi percontohan bagi pemotongan hewan kurban di wilayah lain.
“Kenapa saya bilang percontohan pemotongan hewan kurban di Masjid At-Tin ini, karena mereka sudah menggunakan alat atau mesin pada saat motong tulang dan dagingnya. Jadi, mengurangi karyawan, sehingga tidak berkerumun,” ujar Irma kepada Cendana News, di lokasi pemotongan hewan kurban di area Masjid Agung At-Tin, Jakarta, Jumat (31/7/2020).
Dia mengatakan, saat semua sudah terpotong, daging, tulang dan jeroan juga dipisahkan dengan tertata rapi. Sehingga memudahkan untuk dimasukkan ke dalam plastik berjenis food grade yang disarankan oleh Suku Dinas Lingkungan Hidup.
Dalam pembuangan limbah kotoran hewan kurban, juga prosesnya sudah bagus. Yakni, limbah disiram langsung dengan air dan masuk langsung ke saluran air.
Terpenting lagi, kata Irma, ke 23 ekor sapi kurban dalam keadaan sehat semua, sehingga layak untuk disembelih. Karena tim Sudin KPKP Jakarta Timur pada H-14 sudah keliling memeriksa hewan kurban di tempat-tempat penampungan.
“Termasuk di Masjid Agung At-Tin tin, sebanyak 23 ekor sapi jenis PFH (Peranakan Friesian Holstein) dari Keluarga Cendana sudah diperiksa oleh tim kesehatan kami, dan sehat semuanya. Nah, sapi PFH ini selain gemuk, dagingnya lebih empuk,” ujarnya.
Sehingga, jelas dia lagi, pada saat pemotongan dipastikan sapi-sapi itu tidak stres, karena dalam keadaan sehat.
“Bisa dilihat pada saat kita memeriksa jeroannya itu, terutama di jantung tidak terdapat penimbunan darah. Jadi, jantungnya itu bersih dari darah, begitu juga paru-paru dan limpanya,” ujarnya.