Masyarakat Diminta Tetap Tenang Hadapi Penggembungan Gunung Merapi

Ilustrasi - Gunung Merapi -Dok: CDN

Menurut dia, bahaya utama saat terjadi longsoran kubah dengan volume besar adalah terbentuknya awan panas atau yang dikenal masyarakat Jawa dengan sebutan wedhus gembel. Selain itu, juga ancaman abu vulkanik yang bisa menyebabkan gangguan pernapasan.

“Saat terjadi hujan abu, masyarakat diharapkan memakai masker untuk mencegah partikel-partikel abu halus terhirup ke tubuh,” kata dia.

Setelah erupsi berakhir, Agung berharap masyarakat mewaspadai ancaman lahar dingin saat musim penghujan, karena hujan dengan intensitas tinggi akan membawa material vulkanik dari letusan gunung yang berada di lereng gunung atau hulu.

Sebelumnya, Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, menjelaskan deformasi atau perubahan bentuk gunung berupa penggembungan (inflasi) Gunung Merapi ditunjukkan dengan adanya pemendekan jarak tunjam dua centimeter dalam kurun satu pekan, berdasarkan periode pengamatan 26 Juni-2 Juli 2020.

Menurut Hanik, deformasi yang terjadi di tubuh gunung merupakan salah satu tanda adanya magma yang naik ke permukaan.

Namun, ia meminta masyarakat tidak perlu panik karena naik atau keluarnya magma ke permukaan merupakan hal yang biasa terjadi di gunung api aktif. (Ant)

Lihat juga...