Masyarakat di Pesisir Lamsel Paham Kelestarian Alam

Editor: Koko Triarko

Potensi hidup berdampingan dengan satwa dilindungi meningkatkan penyadartahuan melakukan konservasi. Penggunaan alat tangkap ramah lingkungan juga digunakan melindungi terumbu karang di wilayah tersebut.

Nelayan lain, Safrudin, menyebut warga pesisir telah menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Warga di pantai Belebuk, Desa Totoharjo itu menuturkan, cara menjaga lingkungan dilakukan dengan menjaga kebersihan perairan. Di wilayah pesisir, warga dilarang membuang sampah plastik dan nelayan dianjurkan memakai alat tangkap ramah lingkungan.

Safrudin memilih memakai alat tangkap pancing rawe dasar dan jaring. Alat tersebut kerap dipakai untuk memancing ikan dasar jenis simba, kakap, kuniran dan lapeh. Namun saat mendapat tangkapan jenis penyu hijau, penyu belimbing dan penyu lain, ia selalu melepasnya. Perairan di wilayah Bakauheni dengan adanya pulau kecil menjadi habitat alami penyu.

“Penggunaan bahan kimia serta penangkapan berpotensi merusak, memakai bom ikan juga telah dilarang karena kawasan ini juga jadi objek wisata,” paparnya.

Permasalahan bidang pengelolaan ruang laut diakui Saiman Alex, warga Desa Kelawi. Sebagai ketua kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Minang Ruah Bahari, potensi habitat penyu telah muncul puluhan tahun silam. Pantai di wilayah tersebut dengan kontur berpasir menjadi lokasi penyu bertelur. Upaya konservasi penyu mendapat dukungan dari Kementerian KKP dengan membuat fasilitas konservasi.

Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 tentang perubahan Permen LHK No 20 Tahun 2018, mengatur 6 jenis penyu tergolong satwa yang dindungi oleh undang undang.

Lihat juga...