Lampu Penerangan Jalinsum Rusak, Hambat Pelaku Usaha

Editor: Makmun Hidayat

Sihombing, pengemudi bus antar kota antar provinsi (AKAP) menyebut LPJU yang rusak berpengaruh bagi usaha transportasi. Sebab pada sejumlah ruas jalan yang gelap kendaraan berpotensi alami kecelakaan. Pada titik jalan bergelombang dan berlubang pengemudi kerap harus berhati hati. Sebab ulah oknum tak bertanggung jawab kerap melempar kerikil dan batu.

“Sebagian kendaraan AKAP memilih membuat perisai kawat pada kaca depan agar menghindari aksi pelemparan,” cetusnya.

Kondisi jalan yang gelap minim penerangan berpotensi meningkatnya aksi kriminalitas. Ia berharap pihak terkait bisa melakukan perbaikan lampu penerangan. Sebab pengguna jalan saat malam hari didominasi oleh pengusaha kendaraan ekspedisi dan bus AKAP antar pulau. Sebagian bus yang tidak melintas melalui Jalinsum memilih menggunakan jalan tol Sumatera dengan lampu penerangan lebih baik.

Ivan Rizal, ketua Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) Bakauheni tidak menampik kerap mendapat keluhan terkait lampu jalan. Ia menyebut telah melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan meski kewenangan ada di pemerintah pusat. Kondisi lampu jalan yang rusak ikut menghambat sektor jasa transportasi. Sebab kendaraan yang melintas melalui Jalinsum gratis memilih memakai jalan tol.

“Biaya untuk tol lebih mahal namun memilih melintas melalui Jalinsum juga cukup berisiko terutama malam hari,” tegas Ivan Rizal.

Sebanyak 130 lebih bus AKAP yang melintas melalui pelabuhan Bakauheni disebutnya berharap lampu jalan diperbaiki. Sebab sebagian lampu jalan yang padam menghambat perjalanan pengendara yang melintas. Selain menghambat waktu tempuh lampu jalan yang padam ikut berpengaruh pada keamanan kendaraan yang rawan kecelakaan.

Lihat juga...