Koperasi dan UMKM di Bali Didorong Cakap Digitalisasi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
DENPASAR – Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi Bali, I Wayan Mardiana, mengatakan, bahwa kondisi eksisting koperasi dan UMKM di Provinsi Bali saat ini memiliki 5.016 koperasi yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota.

Sementara jumlah UMKM tercatat sebanyak 327.310 dengan persentase pertumbuhan 4 persen di tahun 2019. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Bali yang saat ini tercatat sebanyak 4.230.051, rasio kewirausahaan di Bali terbilang masih kecil yaitu hanya sebesar 7,71 persen.
Dia menyebutkan, di tengah pandemi Covid-19, koperasi di Bali menghadapi tiga persoalan serius. Pertama, berkaitan dengan likuiditas, saat nasabah koperasi menarik simpanan di koperasi dalam jumlah besar maka koperasi akan kesulitan likuiditas. Persoalan kedua, anggota koperasi kesulitan mengangsur pinjaman sehingga mengganggu pendapatan koperasi.
“Masalah ketiga adalah, kesulitan membayar pinjaman kepada pihak perbankan,” ujarnya saat menggelar seminar nasional daring (webinar) yang mengusung tema ‘Tatanan Kehidupan Era Baru Koperasi dan UMKM Menuju Digitalisasi’ dalam rangka Memperingati Hari Koperasi ke-73 dan Hari UMKM Nasional ke-5 Tingkat Provinsi Bali Tahun 2020, Kamis (16/7/2020).
Mardiana menambahkan, tidak hanya koperasi, UMKM juga menghadapi situasi sulit. Persoalan yang dihadapi UMKM antara lain terkendalanya pasokan bahan baku karena sejumlah daerah menerapkan PSBB, menurunnya permintaan karena para pelanggan mengurangi pesanan dan kesulitan memperoleh pinjaman modal.