Dispertan Semarang Sarankan Penyembelihan Hewan Kurban Dilaksanakan di RPH
Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Terpisah, Kepala Unit Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dan Budidaya Hewan Potong (BHP) Penggaron Kota Semarang, Ika Nurawati memaparkan, kesiapan pihaknya dalam melayani kebutuhan masyarakat yang hendak melakukan penyembelihan atau pemotongan hewan kurban.
“Kita sudah menyiapkan delapan tim pemotongan. Masing-masing terdiri dari juru sembelih halal, tukang jagal, tukang kelet, dan beberapa dokter hewan. Mereka ini yang akan bertugas mulai besok (Jumat-red), ” paparnya.
Diakui, minat masyarakat untuk melakukan pemotongan hewan kurban di RPH meningkat hingga dua kali lipat.
“Tahun sebelumnya hanya 75 ekor. Ini tambah hampir dua kali lipat. Kami membuka pemotongan saat hari H dan tiga hari tasyrik. Kalau sudah penuh maka pendaftaran akan kami tutup,” jelasnya.
Diterangkan, jumlah peminat tersebut mulai dari perorangan, masjid hingga instansi pemerintahan dan swasta. “Sampai hari ini, sudah ada 28 masjid yang minta pemotongan sapi kurban di RPH. Lalu ada juga 15 instansi swasta dan pemerintahan, dan sisanya sekitar 20 lebih dari pihak perorangan,” terang Ika.
Untuk bisa mendapat jasa layanan pemotongan hewan di RPH Penggaron, peminat harus mendaftar dan melakukan pembayaran biaya jasa, Rp 1 juta per ekor untuk sapi. Sementara untuk kambing atau domba Rp250 ribu per ekor.
Tidak hanya itu, untuk mencegah kerumunan dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19, pihaknya juga menerapkan aturan baru. Termasuk pembatasan jumlah sohibul kurban atau orang yang berkurban, hingga proses pembungkusan daging kurban.
“Jika tahun-tahun sebelumnya, seluruh proses penyembelihan hingga pembungkusan daging kurban dilakukan di RPH. Untuk tahun ini, dalam upaya pencegahan covid-19, proses pembungkusan dilakukan di masjid atau lokasi masing-masing. Selain itu, jumlah sohibul kurban yang datang juga kita batasi,” tandasnya.