7.008 Anak Indonesia Terpapar Covid-19

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Selain itu kata Fidiansjah, dampak psikososial juga mengkhawatirkan, ada 47 persen anak bosan tinggal di rumah, 35 persen anak merawa khawatir ketinggalan pelajaran, dan 15 persen anak merasa tidak aman.

“Tentu kita berharap masa pandemi Covid-19 ini bisa segera berakhir agar aktivitas proses belajar kembali normal, sehingga anak-anak kembali ke aktivitas normal seperti sebelum pandemi Covid-19 ini,” sebutnya.

Sementara itu pemerhati kesehatan jiwa anak dari UNICEF, Ali Aulia Ramly, mengatakan, saat menghadapi masa pandemi Covid-19, masyarakat diimbau untuk mengisolasi diri, tetap berada di dalam rumah dan berkegiatan di dalam rumah seperti bekerja dan juga belajar agar terhindar dari paparan Covid-19 sebab bisa menjadi salah satu pemicu depresi pada anak.

“Kita melihat memang dari pantauan sejumlah studi kecil di Indonesia, mengonfirmasi bahwa salah satu dampak pada saat pandemi ini karena pembatasan sosial adalah tekanan bagi anak-anak, termasuk ke anak-anak yang kemudian muncul rasa takut berlebihan karena diceritakan soal pandemi ini, dan apa saja dampaknya,” kara Ali Aulia Ramly saat dialog di tempat yang sama.

Ali Aulia menyebutkan, depresi juga bisa muncul, ketika anak-anak merasa bosan berada di rumah dalam waktu yang cukup lama, tanpa melakukan banyak kegiatan dan bertemu teman-teman. Namun, ini merupakan dampak yang wajar dan banyak terjadi. Dan berharap ini tidak berlangsung lama, mereka bisa pulih dan mereka bisa kembali tidak terganggu situasinya.

“Situasi isolasi, termasuk seperti ketika perang dan ebola memang bisa menimbulkan depresi, terutama bagi anak remaja. Adapun, dampaknya bukan hanya ketika isolasi, tapi bisa lebih lama. Sayangnya studi yang ada terbatas dan skalanya kecil, dan dilakukan secara daring. Tapi itu sudah menunjukkan bahwa ada dampak termasuk depresi karena situasi seperti ini,” jelasnya.

Lihat juga...