Warga Wairbukan-Sikka Butuh Akses Jalan Layak

Editor: Koko Triarko

Warga Wairbukan setiap hari harus berjalan ke Dusun Wodon untuk mengisi daya baterai telepon genggam dan senter. Meskipun berada di dalam hutan, ia bersyukur sinyal telepon genggam bisa dijangkau.

“Kalau untuk berkomunikasi dengan dunia luar, kami tidak merasa kesulitan karena sinyal telepon genggam bisa dijangkau. Tetapi, kami harus setiap hari jalan kaki sejauh 3 kilometer pulang pergi ke Dusun Wodon untuk mengisi daya baterai telepon genggam,” ujarnya.

Adanya akses jalan, tambah Brebo, selain memudahkan warga mengantar orang sakit ke Puskesmas Waigete, juga memudahkan warga membawa hasil pertanian dan perkebunan untuk dijual.

“Selama ini, kami hanya memanggul saja hasil pertanian yang akan kami jual ke pasar di Waigete atau ke Kota Maumere. Paling banyak hanya satu karung saja, karena harus melewati jalan yang menurun dan berbatu,” ucapnya.

Liberta, seorang ibu yang pernah terpaksa melahirkan di tengah jalan saat ditemui mengaku saat itu dirinya hendak melahirkan anak ke duanya pada 6 November 2019 lalu.

Saat di tengah jalan, sebut Liberta, dirinya pun melahirkan anak ke duanya dibantu seorang bidan. Bayi yang baru dilahirkan tersebut dibawa oleh bidan ke Puskesmas Waigete untuk dirawat dan dirinya pun digotong ke Puskesmas.

“Saya melahirkan anak perempuan saya, Theresia Nona, di tengah jalan. Setelah melahirkan dibantu bidan, bayi saya digendong bidan dan dibawa ke Puskesmas Waigete, sementara saya pun digotong warga,” terangnya.

Lihat juga...