Tes Massal di Semarang Terkendala Keterbatasan Laboratorium PCR

Editor: Makmun Hidayat

SEMARANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, terus menggencarkan pelaksanaan tes massal dalam pencegahan Covid-19, baik rapid atau swab test. Melalui deteksi dini tersebut, diharapkan semakin banyak kasus ditemukan, sehingga bisa dilakukan pencegahan penyebaran. Termasuk, tindakan penanganan pasien kasus positif, agar tingkat kesembuhan meningkat.

“Dalam penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) Jilid I-III, kita lakukan tes massal dalam upaya pemetaan dan pencegahan penyebaran Covid-19. Hasilnya, pada tahap awal dari 27.310 orang yang kita tes, hasilnya 3,7% atau 1.000 lebih hasilnya positif. Kemudian rapid tahap selanjutnya, dari 11.230 sampel sebanyak 717 hasilnya reaktif,” papar Wali kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Selasa (30/6/2020).

Dipaparkan, dengan gencarnya tes massal yang dilakukan Pemkot Semarang, jumlah kasus positif Covid-19 juga meningkat. “Dengan gencar dilakukan tes secara massal, diharapkan jika ditemukan kluster-kluster baru akan memudahkan untuk melakukan sekat-sekat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Ini yang harus dipahami,” tandasnya.

Di satu sisi, seiring dengan gencarnya tes massal yang dilakukan, pihaknya mengalami keterbatasan dalam pemeriksaan hasil sampel per hari. “Jika hasil rapid test reaktif, sampel yang bersangkutan akan kita uji kembali dengan swab test, untuk memperkuat hasil. Namun kendalanya, pada keterbatasan kapasitas laboratorium polymerase chain reaction (PCR) dalam memeriksa sampel per hari,” terangnya.

Diketahui, pemeriksaan laboratorium PCR diperlukan untuk mendeteksi material genetik virus corona. Sementara, saat ini, kapasitas laboratorium PCR di Rumah Sakit KRMT Wongsonegoro, sebagai rumah sakit milik Pemkot Semarang yang menjadi rujukan pasien Covid-19, sangat terbatas.

Lihat juga...