Terapi Plasma ‘Convalescent’, Pengobatan Alternatif Pasien Covid-19

Editor: Makmun Hidayat

“Sebelum mendonorkan plasmanya, pendonor juga harus memenuhi dan melengkapi berkas administrasi. Seperti surat kesediaan donor dan lainya,” ungkapnya.

Terapi yang berlangsung baik sebut Amin, harus memperhatikan tiga komponen, yaitu pendonor yang sehat, produk yang baik, dan penerima plasma. Terkait dengan produk, Amin menjelaskan bahwa produk tersebut memiliki antibodi dalam kadar yang cukup, kemudian yang ketiga, penerimanya harus tidak boleh ada ketidakcocokan golongan darah walaupun lebih ringan dari persyaratan golongan darah karena ini hanya plasma.

“Terapi plasma convalescent ini tidak boleh untuk pencegahan. Terapi diberikan kepada pasien yang kondisinya menengah hingga berat. Sekali lagi saya menekankan plasma ini adalah terapi dan bukan pencegahan. Jadi dia tidak menggantikan vaksin,” tegasnya.

Jadi kata Amin, plasma convalescent ini adalah imunisasi pasif. Artinya antibodi sudah ada di luar dan sudah terbentuk. Itu yang diberikan kepada pasien, kalau imunisasi aktif itu yang vaksinasi yang menggunakan vaksin, kemudian dipasang antibodi dalam tubuh manusianya.

“Jadi berbeda, kita tidak perlu menunggu sampai ada vaksin kemudian ini dihentikan. Sebenarnya ini bisa jalan terus, ada atau tidak ada vaksin, pendekatan ini masih bisa terus dijalankan kalau ada pasiennya. Karena terapi plasma ini membantu untuk mempercepat penyembuhan pasien dan bukan metode pencegahan,” tutupnya.

Lihat juga...