Masyarakat Kolaka Timur Mulai Budi Daya Sorgum
KENDARI – Sebagian warga masyarakat yang tinggal di Kecamatan Tinondo, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara membudidayakan sorgum. Komoditas tersebut dijadikan sebagai salah satu tanaman pangan alternatif, selain padi dan jagung di tengah pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kolaka Timur, Laski Paemba mengatakan, sedikitnya ada 20 hektare lebih tanaman sorgum yang dikembangkan masyarakat Desa Mokupa. Saat ini kondisinya sudah pernah panen.
Budi daya sorgum oleh masyarakat Tinondo dinilai cocok, karena kondisi geografis wilayah tersebut berupa lahan marjinal, berupa tanah basah maupun tanah miring dan kering. “Tanaman sorgum bisa jadi tanaman pangan alternatif selain beras. Cocok dikembangkan di lahan manapun di wilayah Tinondo bahkan di beberapa kecamatan di Kolaka Timur,” ujar Laski, di Kendari, Minggu (31/5/2020).
Selama dua tahun terakhir, sorgum mulai dikembangkan masyarakat sebagai salah satu pangan lokal andalan. Satu hektare lahan berpotensi untuk menghasilkan dua hingga tiga ton sorgum, setiap kali panen. “Pemerintah Kolaka Timur sudah mulai memetakan daerah yang bisa ditanam sorgum dan setelah melihat perkembanganny untuk beberapa kali panen, ternyata di wilayah Tinondo dengan beberapa wilayah desanya cocok untuk budi daya tanaman itu,” jelasnya.
Sorgum memiliki kadar glukosa lebih rendah daripada beras, dan kandungan serat tinggi. Hasil kajian Balai Penelitian Tanaman Serelia memaparkan, komposisi kimia biji sorgum tidak banyak berbeda dengan beras atau terigu.
Mengandung karbohidrat 73,8 persen dan protein 9,8 persen. “Bahkan ada masyarakat di desa itu yang pernah sakit kronis dengan menghentikan konsumsi beras dan sagu, lalu menggantikannya dengan sorgum ternyata penyakitnya sembuh,” pungkasnya. (Ant)