JAKARTA – Indonesia Corruption Watch (ICW) menyampaikan hasil analisis mengenai tidak adanya standar pelatihan yang disediakan berbagai lembaga mitra di Kartu Prakerja.
“Tidak adanya standar yang jelas mengenai lembaga pelatihan yang dinilai pantas dan bisa bermitra dalam program Kartu Prakerja,” kata peneliti ICW, Tibiko Zabar, dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (1/6/2020).
Pemerintah pada 2020 menyediakan Rp20 triliun yang diperuntukkan bagi 5,6 juta peserta Kartu Prakerja. Mereka yang berhasil mendapatkan Kartu Prakerja akan mendapat insentif total sebesar Rp3,55 juta.
Dari jumlah tersebut, Rp1 juta dapat dipergunakan untuk membeli satu atau lebih pelatihan di mitra platform digital, artinya anggaran total untuk seluruh platform digital adalah Rp5,6 triliun.
Menurut ICW, dari 850 pelatihan yang disediakan oleh lembaga pelatihan melalui platform digital, memiliki rentang harga mulai dari Rp0 (gratis) hingga Rp1 juta. Beberapa pelatihan di antaranya memiliki jenis pelatihan yang serupa dengan harga yang berbeda–beda. Contohnya, pelatihan terkait penulisan CV.
“Pelatihan CV ditawarkan dengan harga paling murah Rp135 ribu hingga paling mahal Rp300 ribu. Di antara 9 pelatihan terkait dengan CV, ada jenis pelatihan yang benar-benar sama jenis pelatihannya, yaitu Bedah CV untuk Sekolah ke Luar Negeri, Beasiswa, dan Lamaran Kerja yang ditawarkan oleh Skill Academy, dan Imam Usman selaku co-founder Ruangguru dengan harga yang berbeda, yaitu Rp135 ribu dan Rp168 ribu,” ungkap Tibiko.
Padahal, jenis pelatihan tersebut dapat dikatakan diselenggarakan oleh instansi yang sama, sebab Imam Usman dan Skill Academy sama-sama terkait dengan Ruangguru.