Harga Cabai Turun Untungkan Pedagang Makanan di Lamsel
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Tanpa sambal cabai makanan kurang lengkap, saat harga turun tentunya sangat membantu usaha makanan,” cetusnya.
Selain cabai merah untuk sambal, sebagian menu ayam kecap cabai hijau kerap diminati. Pemilik warung makan konsep serbu itu menyebut pelanggan tetapnya merupakan para pengemudi kendaraan ekspedisi. Saat biaya modal atau operasional untuk penyiapan cabai turun akan menguntungkan usaha miliknya. Stok cabai dalam bentuk sudah dihaluskan bisa disimpan di freezer agar lebih awet.
Dalam sehari Aida menyebut bisa menggunakan cabai merah dan cabai rawit rata rata 30 kilogram. Saat pesanan nasi bungkus banyak ia bahkan bisa menghabiskan sambal lebih banyak. Usaha warung makan dengan harga per porsi hanya Rp10.000 membuat ia bisa mendapat omzet rata rata Rp3 juta. Biaya modal yang bisa ditekan dengan murahnya harga cabai membuat keuntungan berlipat.
Citra Dewi, pedagang sayuran keliling mengaku harga cabai yang murah berimbas tingkat pembelian meningkat.Semula harga yang mahal membuat konsumen hanya membeli rata rata setengah kilogram.
“Saat harga murah rata rata konsumen membeli dalam jumlah banyak untuk stok,” terang Citra Dewi.
Novita Indarwati, pemilik lahan tanaman cabai merah sebanyak 12 ribu batang mengaku memasuki panen ketiga. Sebelumnya harga cabai mencapai Rp15.000 di level petani namun kini anjlok pada angka Rp5.000 per kilogram. Pasokan melimpah dari petani di Brebes dan Bandung yang dikirim ke Sumatera jadi penyebab harga terus anjlok.
“Saat ini mekanisme pasar yang berlaku saat pasokan banyak harga akan turun termasuk komoditas cabai,” terang Novita.
Novita menyebut hasil panen rata rata 6 kuintal pada satu lahan akan digabung dari lahan lain. Sebanyak 1 ton kuota cabai merah pesanan akan dikirim ke wilayah Jambi, Riau, Padang.